Empati Demi Keharmonisan (P. Noker Keraf, CSsR)

- 10 April 2021, 08:40 WIB
ilustrasi,istimewa
ilustrasi,istimewa /

 

PORTAL PAPUA-Salah satu efek dari jarak sosial (social distancing) adalah kita ditinggalkan, lebih dari biasanya, dengan diri kita sendiri. Tidak ada komunikasi. Kita mengalami sesuatu yang menantang, hanya berharap seseorang memahami sudut pandang kita. Kita membutuhkan empati pada saat itu, sebuah konsep yang menjadi lebih umum di masyarakat, namun kadang diremehkan.

Sebagai masyarakat, kesadaran kolektif kita berkembang dan menjadi lebih pengertian, egaliter, dan hormat. Satu hal yang dapat kita lakukan untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik adalah dengan melatih lebih banyak empati - sebuah praktik yang akan mengangkat semua orang di sekitar untuk berempati. Dengan tantangan yang kita hadapi bersama saat ini, adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan empati dan menciptakan ruang gerak cinta dan harmonibagi orang lain.

Baca Juga: Sinopsis Kulfi di ANTV Selasa, 13 April 2021 Episode 92: Sikander Memarahi Amyra karena Terlibat Dalam Permain

Kita semua ingin dimengerti. Pada saat menghadapi tantangan atau krisis, kita perlu merasa bahwa emosi kita diterima dan dikenali oleh orang lain. Empati adalah "kemampuan untuk memahami secara emosional apa yang orang lain rasakan, melihat sesuatu dari sudut pandang mereka, dan membayangkan diri kita di tempat mereka."Dalam konteks saat ini, empati juga dipahami sebagai sikap keberpihakan pada dan bersama dengan orang (atau alam) yang sedang mengalami musibah, atau penderitaan. Seperti pepatah yang mengatakan, jangan hanya berdiri di posisi orang lain, tetapi lihatlah mereka bahkan sentulah mereka dengan hati kita.

Empati tidak pernah berhenti pada pengalaman perjumpaan pertama. Dia selalu mendesak subjek dan para pihak yang lain (khususnya sang korban) untuk mulai bersama-sama mencari jalan keluar dari kesulitan atau penderitaan tersebut. Dalam konteks ini muncul pengalaman epifani wajah yang dideklarasikan oleh Emanuel Levinas. Wajah orang atau alam yang menderita meminta pertanggungjawaban moral dari kita untuk mencari jalan keluarnya. Empati dapat membangun ikatan yang lebih dekat dan memperdalam keintiman.

Baca Juga: Secara Resmi, Victoria Tak Lagi Bersama f(x)

Memiliki empati berarti hati kita pergi kepada orang lain dalam kegembiraan atau kesakitan. Bagi kebanyakan orang, mempraktikkan empati adalah pilihan. Menjadi seorang empati memudahkan kita untuk secara alami memahami emosi dan suasana hati orang lain. Namun perlu disadari bahwa empati tidak hanya sebatas pada tahap tersebut melainkan lebih pada empati yang beretika. Empati adalah emosi yang berbeda dengan rasa iba dan simpati. Manfaat empati tidak hanya sekedar untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain, tetapi juga membantu mengatur emosi dan membentuk nilai-nilai moral.

Selain itu empati juga membangun hubungan yang lebih kuat melalui kepercayaan dan rasa hormat, pemahaman yang lebih baik memungkinkan kita menempatkan diri pada posisi orang lain, mampu memahami orang-orang di sekitar kita.Salah satu manfaat empati adalah membentuk moral kita. Empati membantu kita untuk mengidentifikasi apa perilaku yang sesuai untuk dilakukan dan mengarahkan serta membentuk nilai-nilai moral yang dianut.Manfaat lain dari empati adalah untuk membangun relasi sosial dengan orang lain. Dengan memahami dan mengerti pemikiran serta perasaan orang lain, kita bisa berinteraksi dan meresponi orang lain secara tepat.Orang lain akan merasa dapat dimengerti oleh kita dan dengan sendirinya akan menjadi lebih nyaman dan dekat dengan kita.

Baca Juga: Ternyata ini yang Dilakukan Siwon Super Junior di Kala Pandemi

Jokowi menyampaikan ucapan duka cita kepada korban banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) serta Nusa Tenggara Barat (NTB).Atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban meninggal dunia dalam musibah tersebutdan saya juga memahami kesedihan yang dialami saudara-saudara kita akibat dampak yang ditimbulkan dari bencana ini.

Pernyataan Presiden RI ini mendeklarasikan arti dari empati itu sendiri. Jokowi memandang masyarakat NTT dan NTB sebagai bagian dari NKRI. Kehadiran Jokowi Widodo, dan jajaran menteri bersama masyarakat NTT dan NTB sebagai jembatan yang melahirkan sebuah relasi etis. Dengan kata lain masyarakat NTT dan NTB dipandang sebagai subjek dari NKRI itu sendiri.Dalam perjumpaan itu, Presiden dan jajaran menteri sadar bahwa situasi bencana di NTT dan NTB adalah tanggung jawab mereka sebagai pemimpin Indonesia. Hal ini sungguh dilakukan dengan hati, baik oleh pihak pemerintah pusat, daerah dan para relawan. Cinta dan kehadiran kalian semua adalah doa dan kekuatan bagi kami masyarakat.

Baca Juga: Setelah Single “Kutukan (Cinta Pertama)”, Raisa juga akan Merilis Album Barunya

Peristiwa bencana alam ini mengajak untuk terus berempati memulihkan dan meneguhkan sesama dan alam kita yang sedang terluka. Daripada mengutuk dan mencari-cari kesalahan atas bencana yang terjadi, mari kita bersama-sama melibatkan diri dan ide-ide dalam penanganan kesulitan yang sedang terjadi saat ini. Apapun sumbangan kita, besar atau kecil, kita sudah sedang berbela rasa dengan realitas penderitaan zang ada, tetapi sekaligus memikirkan pengurangan terjadinya  bencana yang sama  atau openderitaan dalam bentuk apapun ke depan. Dengan membawa lebih banyak belas kasih dan pengertian ke dunia, kita dapat menciptakan lebih banyak harmoni bagi dunia yang terluka.Biarkan hati membawa kita pada keadaan yang lebih berempati, tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi untuk orang lain.

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah