Interseksi Antara Kelompok Bersenjata dan Jaringan Terorisme di Indonesia, Oleh Steve Rick Elson Mara, S.H.

- 14 Mei 2022, 00:20 WIB
Steve Rick Elson Mara, S.H.,M.Han. (Penulis Buku Kita Semua Mau Hidup Damai)
Steve Rick Elson Mara, S.H.,M.Han. (Penulis Buku Kita Semua Mau Hidup Damai) /Portal Papua/

Pertengahan tahun 2021 lalu, Pemerintah Indonesia telah mengumumkan bahwa kelompok bersenjata yang ada di Papua yaitu KKB atau TPN PB bukanlah kelompok biasa melainkan kelompok yang dikategorikan sebagai kelompok Teroris. Hal tersebut disampaikan oleh POLHUKAM RI yang kemudian mendapatkan banyak tanggapan, ada pihak yang setuju tetapi ada juga pihak yang menyampaikan perlunya kehati-hatian dalam pelebelan tersebut dengan pertimbangan collateral damage (sumber : nasional.tempo.com Komnas HAM minta Pemerintah Hati-hati Label Teroris untuk KKB Papua).

 Baca Juga: Mendagri Ingatkan Tiga Bulan Sekali Para Penjabat Kepala Daerah Wajib Membuat Laporan Pertanggungjawaban

Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memberikan pembatasan arti kepada Terorisme yaitu penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik); dan juga terorisme merupakan praktik tindakan teror. Hal ini berarti beberapa tindakan teror secara sistematis yang dilakukan dan menimbulkan ketakutan kepada masyarakat dapat disebutkan sebagai tindakan terorisme.

 

Masih ingatkan kita, peristiwa bersejarah yang dilakukan kelompok terorisme pada 08 september 2001 disaat kekuatan pertahanan Amerika Serikat dikejutkan dengan aksi terorisme ke Menara World Trade Center. Atau aksi terorisme yang dilakukan di Indonesia, penyerangan di Sarinah Jakarta, bom bunuh diri di beberapa tempat ibadah.

 

Bahkan yang cukup viral adalah aksi seorang wanita simpatisan ISIS yang mempelajari tentang aksi terorisme hanya melalui internet kemudian pemahaman tentang kegiatan terorisme terbentuk dan dia meyakini bahwa aksi terorisme adalah benar, akhirnya dia berani masuk membawa senjata kedalam Mabes POLRI dan menyerang anggota Kepolisian. (sumber : news.detik.com Perempuan penyerang mabes Polri, Milenial kelahiran 1995)

 

Saat ini, perang memasuki dimensi ke-5, dimana penggunaan teknologi mejadi hal yang perlu mendapatkan perhatian. Perang ini dilihat sejalan dengan perkembangan terorisme generasi ke-3 atau terorisme global. Artinya penyebaran konten terorisme dan pengajaran untuk menjadi terorisme dapat dilakukan secara daring (dalam jaringan). Semenjak kekalahan ISIS di timur tengah, jaringan terorisme terpecah kebeberapa negara seperti Afrika, Eropa, Asia Timur khususnya Asia Tenggara.

 

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x