Network
PORTAL PAPUA - Para legenda hidup sepakbola Indonesia, asal Tanah Papua, Persipura Jayapura, tak dapat menahan kesedihan mereka, usai mereka melihat tim yang pernah mereka bela dan berjuang bersama-sama untuk membawa tim berjuluk Mutiara Hitam, Persipura Jayapura, naik ke Devisi Utama (saat itu) Liga Indonesia 28 tahun lalu. Harus terdegradasi ke Liga 2 (saat ini).
"Saya sedih dan menangis melihat Persipura turun ke devisi dua (Liga 2)," ujar Fernando Fairyo.
Baca Juga: Dengan Tangis!! Pelatih Persipura Jayapura Angel Alfredo Vera Berucap, Ini Tim Luar Biasa
Nando Fairyo, mantan kapten PON Papua 1993 dan menyandang ban kapten Persipura Jayapura dipundaknya saat itu, dirinya bersama teman-teman, mereka berjuang mati-matian hingga membawa Persipura Jayapura naik ke Devisi Utama Liga Indonesia 28 tahun yang lalu.
Dimana di devisi dua, Persipura Jayapura sempat terbenam hampir lima tahun saat itu Perserikatan 1989. Akhirnya Persipura Jayapura kembali ke Devisi Utama Desember 1993.
Baca Juga: Ada Apa dengan Laga Persib vs Barito, Yang Mengorbankan Persipura, Pieter Ell Siap Gugat Hukum!!
"Saya meneteskan air mata melihat Persipura turun ke Devisi II (Liga 2). Persipura tidak layak main di Devisi II (Liga 2). Saya menangis. Saya sedih. Susah pejamkan mata. Persipura itu jiwa dan raga saya," ucap Nando Fairyo, sambil menangis.
Fairyo menyebutkan, dirinya saat ini kehilangan tulang dan darah Persipura. Mengingat saat dirinya bersama teman-teman Persipura saat itu. Membawa naik Persipura ke Devisi Utama dengan pertolongan Tuhan.
Baca Juga: Sayang!! Ekspresi Sang legenda Persipura Jayapura, Jack Komboy atas Nasib Persipura
"Saya bersama teman-teman saat itu membawa Persipura ke Devisi Utama. Dan hingga saat ini masih berjaya. Bukan dengan uang. Tapi dengan Tuhan. Terus terang saya sedih," kata Nando, sapaan akrabnya.
