George Awi menyampaikan itu usai melakukan pertemuan dengan Deputi IV Bidang Intelijen Ekonomi BIN, Made Kartikajaya. Turut hadir dalam pertemuan itu Sekretaris LMA Port Numbay, Eddy Ohoiwutun dan para tokoh Papua lainnya.
Eddy Ohoiwutun menambahkan, peran pemerintah daerah yang ada di Tanah Papua ini diperlukan agar anak muda bisa memanfaatkan gedung yang dibangun bernuansa adat tersebut. Tak lupa Eddy juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala BIN Budi Gunawan atas dukungannya kepada anak-anak muda Papua.
"Karena itu pemerintah Kab/Kota di Tanah Papua ini harus mendukung dengan menyiapkan generasi mudanya untuk mengakses fasilitas ini," ujar Eddy.
"Ini sangat penting, supaya tempat ini menjadi tempat di mana membangun peradaban baru bagi anak-anak muda di Tanah Papua, untuk menyiapkan masa depan anak-anak kita, seperti harapan orang-orang tua, Ondoafi, tentu juga harapan negara," pungkasnya.
Gedung PYCH Bernuansa Adat
Desain arsitektur atap gedung utama PYCH terinspirasi dari rumah adat masyarakat Kota Jayapura dan Wamena, yakni atap Honai dan atap Kariwari
Di dalamnya ada ruangan untuk produk UMKM, cafetaria, ruang pelatihan, ruang pemasaran, ruang podcast, ruang fotografi, ruang serbaguna hingga ruangan yang bisa digunakan untuk co-working space.
Ada juga ruangan berbentuk tribun yang berkapasitas lebih dari 400 orang. Ruangan ini bisa digunakan pertunjukkan hingga keagamaan, serta fasilitas lainnya.
Selain itu di gedung PYCH juga terdapat dua gedung asrama, masing-masing terdiri dari 23 kamar dengan fasilitas tempat tidur lengkap, lemari, kamar mandi dalam dan lainnya. Tak ketinggalan fasilitas internet berkecepatan 100 Mbps.
Gedung ini juga mengadopsi konsep green building yang memanfaatkan energi alam, seperti pencahayaan dan angin. Praktis pada siang hari Gedung PYCH, termasuk asrama, tidak menggunakan lampu karena masih cukup terang di semua sisi, karena banyak kaca dan lubang ventilasi.***