Pengarahan UNICEF Jenewa Palais: Hujan di Pakistan mungkin telah berhenti, tetapi anak-anak masih sekarat

- 19 Januari 2023, 13:45 WIB
Suasana Anak-Anak yang terdampak banjir di Pakistan.
Suasana Anak-Anak yang terdampak banjir di Pakistan. /UNICEF/

JENEWA (PORTAL PAPUA) - Hujan telah berakhir dan sayangnya, sebagian besar, begitu pula perhatian media. Namun 4 juta anak berjuang untuk bertahan hidup di dekat air banjir yang tercemar dan tergenang pada 17 Januari 2023.

Dengan rumah yang hancur, mereka menderita musim dingin yang pahit, tanpa tempat berlindung yang layak.

"Anda semua akan melihat gambar yang menceritakan kisah yang memilukan ini: desa berubah menjadi pulau; anak-anak menjadi yatim piatu; keluarga masih hidup di bawah potongan plastik dalam kondisi beku," katanya.

Angka-angka itu juga menceritakan sebuah kisah – kisah tentang mimpi buruk yang berkelanjutan bagi anak-anak Pakistan.

“Di daerah yang terkena banjir, sekitar 1,6 juta anak sudah menderita kekurangan gizi akut yang parah, sementara enam juta anak lainnya menderita stunting, suatu kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, tubuh, dan sistem kekebalan anak-anak. Pasca banjir, UNICEF mengharapkan situasi ini telah memburuk secara eksponensial," ujarnya.

"Dua puluh tujuh ribu sekolah telah hanyut. Dan terlepas dari tragedi yang sedang berlangsung, terlepas dari semua nyawa muda yang dipertaruhkan, permohonan UNICEF saat ini sebesar US$173 juta kurang dari setengah didanai. Ini terlepas dari pekerjaan kami di hampir setiap sektor, mencapai jutaan anak-anak," imbuhnya.

"Ya, minggu lalu, donor internasional menjanjikan lebih dari US$9 miliar untuk membantu Pakistan pulih dari bencana. Ini adalah langkah yang sangat murah hati. Tapi anak-anak harus menjadi pusat upaya pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi," tindisnya.

“Pemulihan ekonomi yang nyata dan pertumbuhan yang berkelanjutan hanya dapat dicapai jika kita melakukan investasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang anak-anak," terangnya.

“Kami juga harus berinvestasi dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dan ketahanan, khususnya di pedesaan Sindh dan Balochistan di mana banyak kerusakan terjadi. Komunitas rentan ini membutuhkan akses yang dapat diandalkan ke layanan penting seperti perawatan kesehatan, nutrisi, pendidikan, perlindungan, kebersihan, dan sanitasi, terutama di masyarakat terpencil dan terlayani," tuturnya.

Halaman:

Editor: Septa Kulsumawulan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x