Temui Ketua KTNA, Petani di Sumbe dan Karya Bumi Keluhkan Saluran Irigasi

- 30 Januari 2023, 04:57 WIB
Ketua KTNA Kabupaten Jayapura Adolf Yoku, S.P., M.M., saat ditemui dua kelompok tani dan tenaga penyuluh pertanian dari Sumbe dan Kampung Karya Bumi, yang berlangsung di Kediamannya, di Jalan Yabaso, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, kemarin.
Ketua KTNA Kabupaten Jayapura Adolf Yoku, S.P., M.M., saat ditemui dua kelompok tani dan tenaga penyuluh pertanian dari Sumbe dan Kampung Karya Bumi, yang berlangsung di Kediamannya, di Jalan Yabaso, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, kemarin. /

PORTAL PAPUA - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Jayapura Adolf Yoku, S.P., M.M., ditemui dua ketua kelompok tani dan salah seorang penyuluh pertanian dari Sumbe dan Karya Bumi, kemarin.


Pertemuan yang berlangsung di Kediaman Pribadi Ketua KTNA Kabupaten Jayapura di Jalan Yabaso, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura itu Adolf Yoku langsung mendengar keluhan para petani yang sampai saat ini belum bisa menanam padi akibat sarana irigasi.


"Jadi, hari ini (kemarin) saya didatangi dua ketua kelompok tani dari Sumbe dan Karya Bumi, serta didampingi penyuluh pertanian. Jadi, para petani ini datang dengan keluhan karena sampai saat ini lahan mereka tidak pernah ditanami padi.

Kalau sudah ada keluhan seperti itu, berarti segala kebutuhan para petani saat ini sedang terganggu dan secara perlahan-lahan kehidupan mereka itu sudah terganggu," kata Adolf Yoku ketika menjawab pertanyaan wartawan media online ini usai ditemui para petani tersebut.


Oleh karenanya, lanjut dia, masyarakat petani yang ada di Karya Bumi dan Sumbe itu hampir sebagian besar kehidupan mereka tergantung dari sektor pertanian tanaman pangan atau padi.


"Jika sampai 200 hektar lahan pertanian tidak ditanami itu bagaimana nasib mereka. Kalau para petani itu tidak menanam berarti secara tidak langsung, dulu empat tahun lalu yang kita andalkan kabupaten ini dengan beras Khenambay Umbay itu, tentunya akan hilang dan bahkan tidak pernah ada lagi. Apabila itu tidak ada berarti ancaman bagi ketahanan pangan khususnya untuk tanaman pangan di Kabupaten Jayapura itu juga ikut terancam. Karena akan menggangu juga untuk luas tanam dengan produksi secara nasional akan ikut terganggu," jelasnya.


Adolf Yoku selaku Mantan Kepala Dinas TPH Kabupaten Jayapura ini meminta agar keluhan para petani ini segera ditanggapi dengan serius. "Oleh sebab itu, kami minta agar keluhan para petani ini segera ditanggapi. Supaya kabupaten ini punya posisi sebagai salah satu daerah penghasil beras nomor tiga di Papua setelah dari Merauke dan Nabire. Kabupaten Jayapura masih di urutan tiga, karena daerah kita mempunyai saluran irigasi teknis untuk mengaliri sawah," pinta Adolf.


Akibat para petani di Sumbe dan Karya Bumi, juga belum bisa melakukan penanaman padi, karena wilayah kampungnya, karena saluran irigasi terganggu dari tempat awal pembuangan air irigasi sehingga lahan pertanian belum ditanami padi.


"Masalahnya tadi sudah disampaikan para petani melalui dua kelompok tani dan penyuluh, bahwa sumber air dari saluran irigasi itu terganggu mulai dari pintu air terutama petugas pengawas (penjaga) pintu air irigasi itu honornya tidak (belum) pernah terbayarkan. Kemudian, masalah kedua itu, jaringan irigasi tidak terurus mulai dari sisi samping kiri kanannya itu tidak pernah dibersihkan dan jaringannya sudah penuh sedimen. Artinya, jaringan irigasi tidak pernah terurus selama empat tahun dan hampir sama dengan jalan hingga air tidak ada," terangnya.

Halaman:

Editor: Septa Kulsumawulan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x