Mengenal Tokoh Muda Puncak, Pelinus Balinal, Sosok Cinta Perdamaian dan Persatuan

- 25 Juli 2022, 14:07 WIB
Pelinus Balinal adalah tokoh milenial sekaligus tokoh masyarakat dari Kabupaten Puncak, Papua.
Pelinus Balinal adalah tokoh milenial sekaligus tokoh masyarakat dari Kabupaten Puncak, Papua. /Portal Papua/

PORTAL PAPUA  -  Pelinus Balinal adalah tokoh milenial sekaligus tokoh masyarakat dari Kabupaten Puncak, Papua. Lahir di Ilaga pada 06 April 1983, saat ini dia tengah menjabat Wakil Bupati (wabup) Puncak periode 2019-2024.

Riwayat pendidikannya juga masih berlatar di tanah Papua. Dia menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Inpres Tuwanggi dan lulus pada tahun 1996. Lanjut ke sekolah teologi pertama (setingkat SMP) di Gary Willems Eromaga dan lulus pada tahun 1999. Sekolah teologi atas dan kejuruan (setingkat SMA) ia selesaikan di Berea Timika pada tahun 2002.
Baca Juga: CEO Pikiran Rakyat Media Network, Agus Sulistriyono Dari Wartawan Hingga Bisnis Media Digital Berkonsep UMKM
Pelinus menyelesaikan jenjang strata satu (S1) pada dua kampus yang berbeda. Pertama, Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura (2007), dan kedua, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik “Silas Papari” Jayapura (2013). Sedangkan untuk jenjang strata dua (S2), Pelinus menuntaskannya di Universitas Cenderawasih pada tahun 2009.

Jejak rekamnya dalam hal kepemimpinan dan birokrasi memang sudah cemerlang sejak dahulu. Saat duduk di bangku perkuliahan, dia menjabat sebagai sekretaris Ikatan Mahasiswa Gome pada tahun 2005-2008. Dia juga pernah menduduki kursi ketua Partai Pelopor pada tahun 2008-2013. Pelinus mengetuai DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dijabatnya mulai 2015 hingga sekarang.

Dalam konteks karir dan birokrasi, Pelinus juga menunjukkan track record yang baik. Pada tahun 2009-2011, dia menjabat sekretaris Komisi A DPRD Kabupaten Puncak. Setelah itu, dia menjadi Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Puncak periode 2011-2014. Pernah pula menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Puncak periode 2014-2018, sebelum akhirnya diamanahi jabatan Wakil Bupati Kabupaten Puncak yang diembannya dari tahun 2018 hingga sekarang.

Sejak memasuki kursi birokrasi dan pemerintahan, Pelinus aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini yang akhirnya membuat Pelinus semakin dekat dengan masyarakat Puncak. Inilah alasan mengapa dirinya saat ini menjadi tokoh milenial sekaligus tokoh masyarakat di sana.

Upaya Membangun Perdamaian, Keamanan, dan Persatuan

Perjuangan Pelinus sejatinya berpusat pada tiga hal. Yaitu: perdamaian, keamanan, dan persatuan. Dia menganggap, tiga tema besar ini adalah persoalan besar yang dihadapi oleh masyarakat Puncak saat ini, bahkan lebih luas lagi masyarakat Papua secara keseluruhan.

Oleh karena itu, dengan bekal pengetahuan sebagai tokoh yang memang lahir dan tumbuh di Kabupaten Puncak, ditambah dengan tekad kuat dan prinsip, dia melakukan upaya-upaya konkret demi tercapainya perdamaian, keamanan, dan persatuan.

Baca Juga: Sejumlah Pemuda di Kabupaten Jayapura Rayakan HUT ke - 49 KNPI

Tekad kuat ini misalnya, bisa kita lihat dari upaya Pelinus dalam meredam konflik yang diakibatkan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Kita tahu bahwa belum lama ini pembahasan mengenai kelompok KKB di Papua sering terdengar. Hal ini dikarenakan banyaknya peristiwa yang meresahkan. Aksi-aksi kriminal dari KKB ini telah banyak menelan korban.

Terbaru, kita mendengar bahwa KKB telah melakukan aksi pembantaian yang menewaskan delapan pekerja jaringan telekomunikasi PT Palapa Timur Telematika (PTT) pada Rabu (2/3/2022), dan penembakan yang terjadi di Kabupaten Nduga, dengan jumlah korban 10 warga sipil tewas.
Baca Juga: Melalui Program Kasuari Binmas Noken Polres Puncak Mensejahterakan Masyarakat
Segala upaya yang dilakukan Pelinus ini bukan tak menghadapi kendala. Banyak tantangan yang harus dihadapi Pelinus demi mewujudkan perdamaian dan keamanan di Kabupaten Puncak. Dari mulai ego kesukuan yang masih kental, ancaman dari pihak yang ingin merongrong persatuan, bahkan tindakan represif seperti ancaman pembunuhan.

Dia bahkan pernah mendapat ancaman pembunuhan dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB/OPM) pimpinan Brigjen Kalenak Murib. Tetapi ancaman dengan bentuk apa pun tak pernah menjadi alasan untuk membuat Pelinus Balinal mundur. Terbukti dari langkah-langkah yang diambilnya seperti mengadakan kegiatan yang dapat meredam konflik, serta memperketat keamanan dengan cara bekerjasama lebih intens dengan pihak TNI/Polri.

Baca Juga: Ricky Nelson Inginkan Persipura Mencari Tim Lawan yang Seimbang di Luar Papua

Komitmen Menyelesaikan Konflik

Sikap Pelinus Balinal terhadap perdamaian, keamanan, dan persatuan ini sejatinya terbentuk sejak masa belia. Sebagai orang yang lahir dan tumbuh di Tanah Papua, dia sudah lelah dengan segala konflik yang ada. Baginya, konflik hanya menghadirkan kerugian bagi semua. Tak ada manfaat yang didapatkan dari pertikaian. Oleh karena itu, sebagai makhluk sosial, manusia tidak punya pilihan lain selain bersatu antara satu dengan yang lain. Baginya, persatuan itu harga mati.

“Saya tak pernah main tawar menawar jika itu menyangkut perdamaian dan keamanan. Bagi saya, persatuan itu adalah harga mati! Di tanah Papua ini sudah semestinya untuk menghentikan segala konflik yang ada. Kita harus fokus untuk membangun daerah dan SDM yang ada. Oleh karena itu, saya bertekad untuk tetap berjuang dengan sekuat tenaga agar dapat menegakkan perdamaian dan keamanan di sini (Kabupaten Puncak),” ucap Pelinus saat dimintai keterangan, Senin 19/07/2022.

Pelinus memberikan contoh nyata kepada masyarakat tentang niat dan tekadnya dalam upaya penyelesaian konflik. Misalnya bisa kita lihat dari bagaimana ia menyelesaikan konflik yang diakibatkan oleh ajang pilkada di Kabupaten Puncak tahun 2011. Pelinus menginisiasi dan meprakarsai kegiatan membakar honai adat sebagai bentuk rekonsiliasi.
Baca Juga: Diperkirakan 10 OPD Pemkab Jayapura Belum Tindaklanjuti dan Selesaikan Temuan BPK
Semua upaya ini dia lakukan semata-mata untuk menegakkan persatuan. Tetapi persatuan juga harus memiliki pondasi yang kuat. Bagi Pelinus, pondasi itu bernama perdamaian dan keamanan. Mustahil mengharapkan persatuan, jika kondisi masyarakat tidak damai dan aman.

“Perdamaian, keamanan, dan persatuan itu adalah satu kesatuan. Seperti sebuah komposisi bangunan yang tak dapat dipisahkan karena saling membutuhkan. Jika kita ingin bersatu, maka harus damai dan aman. Begitu pun sebaliknya,” pungkas Pelinus.***

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x