Gila Kekayaan, Akar Segala Kejahatan Adalah Uang

- 4 Mei 2022, 07:34 WIB
/

 

PORTAL PAPUA _Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka_” (1 Timotius 6 : 10).

Bagi kita, rasanya sudah tidak asing lagi mendengar istilah “Crazy Rich”, apalagi belakangan ini media sosial dan pemberitaan-pemberitaan di berbagai media elektronik. Juga dihebohkan dengan tertangkapnya 2 _crazy rich_ akibat dugaan penipuan dan pencucian uang melalui investasi Binomo. Berita ini tentunya mengejutkan berbagai khalayak, terlebih lagi para korban yang sudah termakan tipuan mereka.

Baca Juga: Perwakilan Misionaris Katolik Ikut Paskah Diaspora Sedunia

Tidak ada yang salah mengenai kekayaan. Tidak ada yang salah juga mengenai uang atau harta yang Tuhan percayakan pada kita. Yang salah itu ketika kekayaan sudah mengendalikan kehidupan kita, dan uang sudah menjadi 'tuan' di dalam kehidupan kita. Ketika ini terjadi, maka hati manusia rentan sekali terseret kepada cinta uang.

Rasul Paulus mengingatkan; “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang”. Jadi, kalau seseorang sudah sampai kepada cinta uang, maka risiko untuk jatuh ke dalam berbagai-bagai perbuatan yang menyimpang sangat rentan. Contohnya yang kita lihat dari para _crazy rich_ yang sudah tertangkap, dan setelah itu mereka harus merasakan hidup di dalam bui. Mereka ditangkap karena dugaan penipuan, pencucian uang, dan juga dugaan adasnya unsur judi di dalamnya. Akibatnya, seluruh aset mereka disita dan seluruh rekening mereka di bank dibekukan. Dalam sekejap, kekayaan yang mereka pernah bangga-banggakan di media sosial sudah tidak lagi sanggup menolong mereka, bahkan tidak dapat membebaskan mereka dari tuntutan hukum.

Melalui peristiwa ini kita bisa memetik hikmahnya, bahwa tidak usah minder bila kita tidak memiliki kehidupan seperti seorang _crazy rich_. Sebab standar masuk Kerajaan Allah bukan menjadi _crazy rich_, melainkan memiliki kekayaan hati, yaitu:
1. Kehidupannya yang senantiasa dipimpin oleh Roh Allah. Ia tahu kapan harus menabur benih dan kapan harus menyimpan roti untuk dimakan.
2. Hatinya dipenuhi dengan ucapan syukur.
3. Perbuatannya senantiasa memuliakan nama Tuhan.
4. Perkataannya menuntun orang lain kepada kehidupan, tanpa ada maksud terselubung.

Baca Juga: I Dewa Ketut Wicaksana Akui Aktivitas Seni dan Budaya Antara Bali dan Papua Miliki Kesamaan

Biarlah kita memiliki kekayaan hati yang tidak dapat dicuri oleh iblis dan tidak dapat dirusakkan oleh ngengat dan karat. Jangan tergoda dengan tipuan untuk cepat menjadi kaya. Sejatinya, tidak ada kekayaan yang dapat bertahan bila diperoleh dengan cara yang instan.(LA)

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x