KFN Indonesia untuk Papua Tanah Damai : Beberapa Observasi, Oleh : Ridwan al-Makassary

- 15 Februari 2022, 12:10 WIB
“KFN Indonesia untuk Papua Tanah Damai”. Program ini didedikasikan untuk memperkuat kegiatan Dialog Antar Agama di Tanah Papua. Tampak Sejumlah Tokoh Agama Usai Diskusi Bersama.
“KFN Indonesia untuk Papua Tanah Damai”. Program ini didedikasikan untuk memperkuat kegiatan Dialog Antar Agama di Tanah Papua. Tampak Sejumlah Tokoh Agama Usai Diskusi Bersama. /

Setelah melaksanakan rangkaian kegiatan ada beberapa observasi penulis:

Pertama, ada antusiasme dari peserta training yang berasal dari pemuda komunitas iman untuk melakukan perjumpaan dan komunikasi. Mereka antusias mengikuti training yang tidak saja memberikan pemahaman teoritis dan praktik mengenai dialog antar agama, dan juga konflik dan perdamaian. Para peserta bersemangat melakukan analisis konflik dan sesi-sesi lain yang mengambil format experiential learning. Paska training, peserta berharap agar forum ini diinstitusionalisasi dan akhirnya dibentuk FORMULA (Forum Komunikasi Pemuda Lintas Iman), yang dikukuhkan pada saat kunjungan rumah ibadah di Pura Agung Surya Buwhana.

Baca Juga: Tuhan Telah Mengasihi Kita, Demikian Pula Kita Harus Saling Mengasihi

Kedua,  Dialog antar Agama masih merupakan kebutuhan yang perlu dikembangkan terus. Hal ini terungkap dalam diskusi panel, kunjungan rumah ibadah dan workshopdan makan malam dengan pegiat perdamaian. Saat ini mispersepsi masih terbangun antara komunitas agama, teramsuk pimpinan agama akar rumput, di mana tidak terjalin komunikasi yang intens sehingga kecuriagaan dan mispersepsi atas komunitas agama lain dan ajaran serta praktinya masih terjadi.

Damainya Papua Antar Kerukunan Umat Beragama. Tampak Dalam Sebuah Kegiatan.
Damainya Papua Antar Kerukunan Umat Beragama. Tampak Dalam Sebuah Kegiatan.

Ketiga, semua pihak di Papua mengumandangkan pentingnya Papua Tanah Damai sebagai ultimate goal (tujuan akhir), tetapi mengisinya masih perlu rumusan dan kajian-kajian yang simulatan. Ide Papua Tanah Damai sudah lahir sejak awal reformasi 1998. Bahkan, Pendeta Hermann Saud menuturkan dalam seri webinar perdana KFN Indonesia, bahwa ide Papua Tanah Damai sudah ada sejak 1960-an ketika kecamuk perang antara Belanda dan Indonesia telah menjatuhkan korban sipil. Hal tersebut terjadi secara sempurna pada masa Orde Baru yang melahirkan memoria passionis. Deklarasi 5 Feruari 2002 adalah momentum untuk menghentikan segala kekerasan yang terjadi agar ada kedamaian. Namun, hingga 2022 kekerasan, konflik berdarah, marjinalisasi, kekerasan structural, dst, masih acap terjadi. Kegiatan KFN Indonesia ini adalah sahutan untuk mengingatkan kembali bahwa persoalan Papua Tanah Damai adalah bisnis yang belum selesai.

 

Penulis: Koordinator Program KFN Indonesia untuk Papua Tanah Damai dan peneliti Center for Muslim States and Societies (CMSS) University of Western Australia. ***

    

 

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x