KFN Indonesia untuk Papua Tanah Damai : Beberapa Observasi, Oleh : Ridwan al-Makassary

- 15 Februari 2022, 12:10 WIB
“KFN Indonesia untuk Papua Tanah Damai”. Program ini didedikasikan untuk memperkuat kegiatan Dialog Antar Agama di Tanah Papua. Tampak Sejumlah Tokoh Agama Usai Diskusi Bersama.
“KFN Indonesia untuk Papua Tanah Damai”. Program ini didedikasikan untuk memperkuat kegiatan Dialog Antar Agama di Tanah Papua. Tampak Sejumlah Tokoh Agama Usai Diskusi Bersama. /

Baca Juga: Bedah Pernyataan Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe : Orang Papua Tidak Happy “Bahagia”, Kenapa ?

Kehadiran kelompok transnasional Islam, yang menyebarkan Islam radikal, termasuk mempromosikan negara Islam atau kekhalifahan Islam telah mencemaskan kaum Kristen. Kehadiran kelompok-kelompok Islam transnasional telah memicu ketegangan tidak hanya dengan komunitas Kristen pribumi, tetapi juga di dalam komunitas Muslim. Ketegangan sangat jelas di akar rumput, di mana pengkhotbah agama berkontribusi pada munculnya pidato kebencian, prasangka, kecurigaan, ketidakpercayaan dan kesalahpahaman antara Muslim dan Kristen, sering tumpah ke dalam kekerasan.

Oleh karena itu, Papua menghadapi sentimen religiusitas yang berkembang hingga batas tertentu mengarah kepada eksklusifitas agama, yang dapat berubah menjadi ekstremisme agama yang mengganggu kohesi sosial yang berlaku. Pada tingkat sosial, beberapa orang dari berbagai agama masih belum siap untuk menerima dan berinteraksi dengan perbedaan agama dan kepercayaan karena ajaran agama yang radikal yang dianut. Hal ini dibuktikan dengan intensifikasi tindakan intoleransi seperti penutupan tempat ibadah, serangan terhadap kelompok agama tertentu, penyesatan, dan penyebaran kebencian atas nama agama.

Misalnya, Islamisasi oleh kelompok-kelompok Islam transnasional menyebabkan pengikut Gereja Injili diIndonesia (Gereja Injili Di Indonesia,GIDI) pada Juli 2015 untuk menyerang umat Islam saat mereka sedang salat idul fitri dan membakar sebuah masjid dalam sebuah episode yang kemudian dikenal sebagai Insiden Tolikara (IPAC, 2017). Ketegangan lain melibatkan Muslim dan Kristen terkait Pelarangan pembangunan masjid di Wamena (2016) dan Pembangunan Menara Masjid Al-Aqsa di kabupaten Jayapura (2018).

Meningkatnya radikalisasi agama di Papua disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang agama-agama lain di kalangan komunitas agama, terutama antara Muslim dan Kristen. Misalnya, para pemimpin agama akar rumput mempromosikan kebencian dan kecurigaan kepada jemaat mereka. Beberapa ketegangan adalah pengaruh tidak adanya pertemuan para pemimpin agama akar rumput dan pemimpin agama muda secara lokal. Jika kurangnya pertemuan antar tokoh lintas agama terus terjadi, maka ancaman konflik agama akan memperburuk dan mempersulit proses pembangunan perdamaian di Papua.

KFN Indonesia untuk Papua Tanah Damai.  Program ini didedikasikan untuk memperkuat kegiatan Dialog Antar Agama di Tanah Papua,
KFN Indonesia untuk Papua Tanah Damai. Program ini didedikasikan untuk memperkuat kegiatan Dialog Antar Agama di Tanah Papua,

Dalam rangka memberikan pertemuan(ruang perjumpaan)di antara para pemimpin agama akar rumput dan muda, inisiatif ini memberi mereka panduan bagaimana meminimalkan kurangnya pemahaman agama lain melalui pelatihan pemimpin antaragama. Dalam pelatihan offline akan ada subjek pengayaan kearifan lokal yang dapat digunakan untuk membuat umat beragama di Papua hidup harmonis, seperti "tungku tiga batu" (satutungku tiga batu) yang masih berlaku diFakfak (Suparto, 2016).

Baca Juga: Peduli Sejarah Agama - Agama dan Dinamikanya, Pimpinan Agama di Papua Gelar Diskusi Panel

Sampai saat ini, hemat penulis tidak banyak kegiatan yang berfokus pada penyebaran ide-ide tentang Dialog Antar Agama (Interreligious Dialogue, IRD), termasuk counter hate speech, hoax dan perlindungan rumah ibadah. Kegiatan-kegiatan serupa  dulu dilakukan oleh Dia Interfidei bersama Forum Komunikasi Para Pimpinan Agama-Agama (FKPPA). Kita bersyukur bahwa Kemenag telah menginikasi kegiatan moderasi agama, namun memfokuskan pada pemberian pemahaman yang memadai secara teoritik tentang dialog antar agama masih perlu digiatkan.

Beberapa Observasi

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x