Sambut Ramadhan, Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Jayapura Hadirkan Program Gemasi

- 13 Februari 2022, 11:17 WIB
Ketua DMI Kabupaten Jayapura, H. Sakaruddin, ketika ditemui wartawan di Cafe Tempat Teduh, Kompleks Masjid Agung Al-Aqsha, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
Ketua DMI Kabupaten Jayapura, H. Sakaruddin, ketika ditemui wartawan di Cafe Tempat Teduh, Kompleks Masjid Agung Al-Aqsha, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura. /

PORTAL PAPUA - Umat Islam akan memasuki bulan Ramadhan dalam kurun 2 bulan ke depan. Menyambut bulan suci itu, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Jayapura akan mengkoordinir seluruh pengurus masjid di daerah ini agar bersama-sama terlibat dalam Gerakan Masjid Musholla Bersih (Gemasi).

Selain menyambut bulan suci, tentunya Gemasi ini juga sejalan dengan upaya penerapan protokol kesehatan (Prokes) di lingkungan ibadah dengan mengedepankan kebersihan area tempat ibadah masing-masing.

Demikian disampaikan Ketua DMI Kabupaten Jayapura, H. Sakaruddin, ketika ditemui wartawan di Cafe Tempat Teduh, Kompleks Masjid Agung Al-Aqsha, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu, 13 Februari 2022.


"Untuk menghadapi bulan suci Ramadhan, seperti yang sudah pernah kami lakukan dua tahun lalu, Karena masih berada di masa pandemi Covid-19, maka kita ada program Gemasi atau Gerakan Masjid Musholla Bersih. Itu kita lakukan serentak nanti seperti yang pernah kita lakukan dua tahun lalu, diharapkan seluruh masjid jelang bulan suci dan sambut tamu agung bulan Ramadhan ini, dengan kita membersihkan masjid," ujar Ketua DMI Kabupaten Jayapura, H. Sakaruddin .

"Insha Allah, satu pekan sebelum masuk bulan suci Ramadhan atau tepatnya di akhir bulan Maret 2022 nanti, itu kita akan buat kembali Gemasi atau Gerakan Masjid Musholla Bersih menyongsong Ramadhan," jelasnya menambahkan.


Haji Sakaruddin  mengharapkan, kepada pengurus masjid agar lebih berupaya memakmurkan masjid sebagai tempat beribadah yang mesti selalu dijaga kebersihannya, terutama masjid-masjid yang lokasinya jauh dari pemukiman warga.

"Setelah kami turun ke lapangan, memang ada beberapa masjid seperti itu. Karena salah satu faktornya seperti masjid yang ada di Kampung Maribu itu memang dulu kan lokasi transmigrasi pertama di Irian Barat (sejak 1967-1968). Namun perkembangan selanjutnya, mereka ini kan bergeser atau pindah migrasi ke tempat lain," imbuhnya.


"Sehingga di lokasi dekat masjid itu berkurang umat Islam dan tidak berkembang, serta posisi masjid jauh dari pemukiman penduduk. Artinya, rumah penduduk jauh dari lokasi masjid. Jadi disini dibutuhkan semangat dan gairah, serta pembinaan iman. Walaupun rumah mereka dengan masjid jaraknya jauh, tapi dengan kekuatan iman mereka bisa datang memperhatikan masjid," sambung Sakaruddin.

Selain memperhatikan bentuk fisik masjid yang selalu diperindah, Haji Sakaruddin juga berharap para pengurus atau takmir masjid juga meningkatkan pembinaan iman kepada seluruh jamaah.

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x