Fakta Seputar Suku Bauzi di Mambramo, Mahir Menangkap Buaya dan Tradisi Berburu di Hutan

- 10 Mei 2021, 10:46 WIB
Warga terkejut saat menemukan bangkai buaya sepanjang 3 meter yang ditemukan di Sungai Mentaya, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Minggu, 2 Mei 2021 pagi.
Warga terkejut saat menemukan bangkai buaya sepanjang 3 meter yang ditemukan di Sungai Mentaya, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Minggu, 2 Mei 2021 pagi. /Pexels/Philipp Deus/Pexels

PORTAL PAPUA-Suku Bauzi yang tinggal di tepi Sungai Mamberamo, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua, selain mahir menangkap buaya di sungai juga masih mengenal tradisi berburu di hutan. Peralatan berburu terdiri atas busur dan panah. Busur bahannya diambil dari pohon nibung dan  bambu. Kemudian nibung dan bambu dipotong dan dibelah-belah sesuai ukuran yang dikehendaki. Pada ujung busur dibuat agak kecil dan meruncing jika dibandingkan dengan bagian tengahnya. Kedua ujungnya diberi simpul-simpul tali yang dibuat dari rotan. Untuk merentangkan busur disiapkan tali rotan yang telah dibelah dan dibersihkan. Selanjutnya belahan rotan tersebut dikaitkan pada kedua ujung busur.

 Baca Juga: Viktor Yeimo Dalang Kerusuhan Papua 2019 Dikenai Pasal Berlapis

“Anak panah terdiri dari tangkai dan mata. Untuk membuat tangkai anak panah diambil dari sejenis tebu hutan yang sudah tua. Tebu hutan ini dipotong lalu dipanaskan di atas api agar mudah meluruskan dan mampu bertahan lama. Kemudian tangkai ini dipotong menurut ukuran yang dikehendaki,” Hari Suroto, Arkeolog dari Balai Aerkologi Papua.

 Baca Juga: DPO Pelaku Kerusuhan Papua 2019, Viktor Yeimo, Berhasil Diringkus Satgas Nemangkawi

Ia melanjutkan, mata panah diambil dari belahan nibung atau belahan bambu. Belahan nibung dan bambu dipotong kemudian dibentuk meruncing bergerigi. Mata panah dimasukan pada tangkai dan diikat dengan tali rotan. Pada sambungan mata anak panah dan tangkai diberi perekat dari getah sukun agar lilitan tali rotan pada pangkal tangkai menjadi lebih kuat.

 Baca Juga: Atletico Madrid Masih Dihantui Kutukan Tidak Pernah Menang di Camp Nou

“Mata anak panah berbahan bambu dipergunakan untuk memanah hewan besar seperti rusa, babi dan kasuari, sedangkan anak panah  berbahan nibung dipergunakan untuk memanah burung, kelelawar, kuskus, dan kanguru pohon. Selain itu juga terdapat jenis anak panah yang ujungnya dibuat dari ruas bambu yang keras dan tumpul. Hal ini bertujuan agar pada waktu memanah hewan, cukup menyakiti hewan tersebut, sehingga mudah ditangkap untuk dipelihara,” jelas Hari Suroto.

 Baca Juga: Benevento VS Cagliari, Duel Sengit Tim Papan Bawah Seri A

Hewan hasil buruan, kata Hari Suroto, dagingnya dikonsumsi sedangkan tulangnya digunakan sebagai peralatan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya tulang kuskus dibuat runcing pada ujungnya, digunakan sebagai jarum dalam merajut noken. Tulang kasuari dijadikan sebagai senjata penusuk untuk berburu.

Halaman:

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x