PORTAL PAPUA - Gempa berkekuatan 7,6 merusak bangunan, memicu tanah longsor dan menewaskan lima orang Al Jazeera melaporkan.
Menurut laporan media, seorang anggota parlemen lokal, Kessy Sawang mengatakan setidaknya dua orang tewas di desa-desa pegunungan terpencil, dengan empat lainnya diterbangkan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
Baca Juga: Siap Menerima Mahkota Kehidupan yang Dijanjikan Allah, Perlu Bertahan dan Menang Dalam Pencobaan
Di dekat Wau, Koranga Alluvial Mining mengatakan tiga penambang terkubur hidup-hidup akibat gempa.
"Ada kerusakan yang meluas," kata Kessy Sawang, seraya menambahkan tanah longsor telah mengubur rumah-rumah dan "membelah" satu desa di mana orang-orang telah "kehilangan rumah".
Perdana Menteri Papua New Guinea (PNG), James Marape, mengatakan bahwa gempa itu "besar" dan mengatakan kepada orang-orang untuk berhati-hati.
Tetapi dirinya mengatakan dia memperkirakan kerusakannya lebih kecil daripada gempa bumi 2018 dan serangkaian gempa susulan, yang menewaskan sekitar 150 orang.
Baca Juga: Jokowi Menginstruksikan Jajaranya Tidak Melanjuti Dugaan Kebocoran Data Tokoh Publik
Namun, skala kerusakan dan jumlah korban dari gempa hari Minggu 11 September 2022 masih belum jelas.