Orang Papua Selalu Dukung Tim Sepakbola Belanda, Mengapa Bisa Demikian ?

- 14 Juni 2022, 10:59 WIB
Tampak sejumlah suporter Belanda. Setiap ajang sepakbola Piala Dunia atau Piala Eropa, orang Papua selalu mendukung Tim Sepak Bola Belanda.
Tampak sejumlah suporter Belanda. Setiap ajang sepakbola Piala Dunia atau Piala Eropa, orang Papua selalu mendukung Tim Sepak Bola Belanda. /Dari Berbagai Sumber / Portal Papua/
PORTAL PAPUA  - Setiap ajang sepakbola Piala Dunia atau Piala Eropa, orang Papua selalu mendukung Tim Sepak Bola Belanda, mengapa bisa begitu?
 
Hal ini sebagaimana disampaikan  Peneliti Arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hari Suroto, kepada Portal Papua, Selasa, 14 Juni 2022.
 
Sebagaimana seperti diketahui, Papua merupakan wilayah koloni Belanda terakhir di Nusantara, yaitu pada 1945 hingga 1962. Pada waktu itu Belanda menamakan Papua dengan Nugini Belanda.

Dalam mengelola pemerintahan di Nugini Belanda, kolonial Belanda sangat serius mempersiapkan pegawai negeri atau pamong praja (Binnenlands Bestuur) yang akan ditempatkan di Nugini Belanda sebagai camat (Onderafdeling).


Hari Suroto menjelaskan, bahwa sebelum ditempatkan di Nugini Belanda, para pamongpraja ini dibekali ilmu pemerintahan dan antropologi. Rupanya ilmu yang dipelajari pamong praja ini lebih didominasi antropologi budaya.
 
Jadi sebenarnya mereka adalah antropolog yang jadi camat. Kewajiban para camat ini adalah selain mengelola pemerintahan di wilayahnya, juga mempelajari penduduk setempat dengan sebaik-baiknya.

"Catatan para antropolog camat ini teliti dan lengkap, bahkan setelah mereka kembali ke Belanda, catatan ini mereka jadikan disertasi," jelasnya.
Baca Juga: Manajer Tim Sepakbola Tanah Merah FC, Sambut Baik Turnamen Ondofolo Heram Cup IV 2022
Hari Suroto menambahkan, bahwa Ilmu pemerintahan membuat para pamong praja ini sangat disiplin dan antropologi membuat mereka bisa berbaur dan dekat dengan penduduk setempat.

"Ada pelajaran yang bisa diambil dari sejarah kolonial Belanda di Papua, dalam pendidikan pamong praja, tidak hanya ilmu pemerintahan saja yang dipelajari tetapi antropologi juga,' unugkap Hari Suroto.
"Selain itu, guru-guru Belanda yang mengajar di sekolah sangat disiplin, jujur dan tidak pernah bolos mengajar, sehingga disegani dan menjadi panutan siswa dan orang tua siswa," tulis  Peneliti arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hari Suroto, kepada Portal Papua, Selasa, 14 Juni 2022.
 
Mantri dan suster Belanda juga bekerja di klinik dengan disiplin, merawat dengan sebaik-baiknya dan menjemput pasien hingga pedalaman.
Entah ada kaitannya atau tidak, kesan yang ditinggalkan para guru, petugas kesehatan dan antropolog camat ini masih bisa dilihat hingga sekarang ini. Para generasi tua Papua hasil didikan Belanda, setiap ajang sepak bola Piala Dunia atau Piala Eropa, mereka selalu mengidolakan timnas sepak bola Belanda.

"Mereka mengenakan kaos warna oranye, memasang bendera Belanda di depan rumah maupun di atas pohon setinggi-tingginya," tulis Hari Suroto..***
 
 

Editor: Fransisca Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x