Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y. Kim : Amerika Bersatu dengan Ukraina

- 6 Maret 2022, 00:00 WIB
Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y. Kim.
Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y. Kim. /US. Embassy

PORTAL PAPUA - Saat ini merupakan saat yang berbahaya bagi semua orang yang mencintai kebebasan di seluruh dunia. Dengan melancarkan serangan brutalnya terhadap rakyat Ukraina, Vladimir Putin juga telah melakukan serangan terhadap prinsip-prinsip yang menjunjung perdamaian dan demokrasi global.

Hal ini disampaikan Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y. Kim, dalam keterangan pers yang diterima PORTAL PAPUA, Sabtu, 5 Maret 2022.

Dikatakan, namun, rakyat Ukraina sangat tangguh. Mereka telah menjalani demokrasi selama beberapa dekade, dan keberanian mereka menginspirasi dunia.

"Amerika Serikat, bersama dengan para Sekutu dan mitra di seluruh dunia, akan terus mendukung rakyat Ukraina dalam membela negara mereka," katanya.

Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y. Kim menyampaikan, dengan memilih untuk membiayai perang daripada berinvestasi untuk kebutuhan Rusia, invasi Putin ke Ukraina akan menjadi kegagalan strategis bagi Kremlin dan merusak masa depan rakyat Rusia.

"Ketika sejarah dalam era ini ditulis, hal itu akan menunjukkan bahwa pilihan Putin untuk meluncurkan serangan yang tidak beralasan, tidak dibenarkan, dan terencana membuat dunia lebih bersatu dan Rusia secara eksponensial lebih lemah," tuturnya.

Disampaikan, hal ini tidak akan berakhir baik bagi Vladimir Putin. Bersama-sama, Amerika Serikat dan para Sekutu serta mitra kami sedang mengambil tindakan untuk meminta pertanggungjawaban Rusia.

"Sebagai hasil dari koordinasi sanksi global yang belum pernah terjadi sebelumnya, Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Jepang, dan Kanada telah menghapus beberapa bank Rusia dari sistem pesan SWIFT dan memberlakukan tindakan pembatasan pada Bank Sentral Rusia," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Amerika, Joe Biden mengumumkan sanksi keuangan secara menyeluruh dan kontrol ekspor yang ketat yang akan merugikan ekonomi, sistem keuangan, dan akses Rusia ke teknologi mutakhir. Setelah Putin memulai invasinya, mata uang rubel mencapai titik terlemahnya dalam sejarah, dan pasar saham Rusia jatuh. Bersama dengan Inggris dan Uni Eropa, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada para perancang perang ini, termasuk Putin sendiri.

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: Us Embassy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x