Tim Kemenkes Kunjungi Posyandu Maleo 1 Sebagai Wadah Pantau Stunting

- 29 November 2022, 19:23 WIB
Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI Dr. Nida Rohmawati, MPH., ketika melakukan kunjungan lapangan ke Posyandu Maleo I, yang bertempat di Kampung Nolokla, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa, 29 November 2022.
Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI Dr. Nida Rohmawati, MPH., ketika melakukan kunjungan lapangan ke Posyandu Maleo I, yang bertempat di Kampung Nolokla, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa, 29 November 2022. /

PORTAL PAPUA- Pemerintah Kabupaten Jayapura menerima tamu dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Untuk melanjutkan kampanye percepatan penurunan angka stunting di Papua. Kunjungan lapangan ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Maleo I, yang bertempat di Kampung Nolokla, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Selasa (28/11). Terpilihnya, Posyandu Maleo I Kampung Nolokla, karena ingin melihat praktik baik yang dilakukan di Kabupaten Jayapura, Papua. kunjungan ke Papua guna menjadi pembicara dalam rangka pertemuan tingkat tinggi kepala daerah se- Provinsi Papua tentang upaya pencegahan dan penanganan wasting, untuk mencapai tujuan "Papua Bebas Gizi Buruk 2024", yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Papua dan UNICEF Perwakilan Papua & Papua Barat.

Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI, Dr. Nida Rohmawati, MPH., menjelaskan bahwa saat ini Indonesia memiliki program prioritas yakni, penurunan stunting (sebuah kondisi gagal tumbuh, yang cukup banyak terjadi pada anak-anak).

"Jadi stunting itu adalah kondisi anak yang pertumbuhannya tidak seperti seharusnya, karena kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Hal ini tidak hanya memiliki dampak tinggi badannya saja, tetapi yang paling kita utamakan adalah bagaimana kemampuan, kecerdasan dan nantinya anak untuk bisa bertumbuh maupun berkembang secara optimal itu akan terhambat. Dalam rangka penurunan prevalensi stunting di Indonesia, yang saat ini angkanya 24,4 persen dari hasil survei status gizi Indonesia tahun 2021 lalu itu yang harus dicapai sekitar 14 persen pada tahun 2024 mendatang. Maka itu, pemerintah betul-betul meningkatkan deteksi dini terhadap kondisi-kondisi masalah gizi yang ada pada balita mulai tingkat masyarakat," Ucapnya.

Kemudian Nida mengatakan, Posyandu merupakan wadah untuk memantau tumbuh kembang anak dan pilar utama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

"Posyandu adalah salah satu wadah di mana kita dapat memantau apakah anak tumbuh dan berkembang atau tidak yang dilaksankan setiap bulannya. Supaya pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak itu akurat utamanya pertumbuhan anak untuk mendeteksi stunting, maka alat untuk penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan anak itu harus terstandar dan akurat,Sehingga hasil pengukurannya valid yang dapat dipantau sampai dengan satuan yang terkecil. Untuk berat badan anak-anak itu harus bisa terdeteksi kenaikannya 5 sampai 10 gram, sedangkan untuk tinggi badan anak-anak itu hingga 1 milimeter. Karena inilah yang menentukan status gizi anak, apakah dia tidak naik, apakah under weight, kurang gizi atau dia mengalami stunting,"Katanya.

Pada kesempatan yang sama Kepala Kantor UNICEF di Papua, Aminuddin M. Ramdan mengatakan ini merupakan pertemuan tingkat tinggi kepala daerah se Provinsi Papua, untuk sama sama mencanangkan Papua Bebas Gizi Buruk Tahun 2024.

"Kita ingin mengajak rekan rekan dari Kementerian Kesehatan dan Bappenas kita ingin mereka melihat bagaimana situasi kondisi dilapangan, dan juga bagaimana layanan dasar kesehatan terutama untuk Posyandu terkait penanganan kasus stunting atau westing di Papua, "Tutupnya.(Fransisca)

Editor: Fransisca Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x