Kekuatan Magis dari Asei, Catatan Sejarah Hingga Lukisan dan Ukiran Dengan Harga Ekonomis

- 1 Juni 2022, 20:25 WIB
Pahat Patung yang Cantik dan Ganteng yang diberi nama OKINA, artinya:Ohhei Kiki Nandholo.
Pahat Patung yang Cantik dan Ganteng yang diberi nama OKINA, artinya:Ohhei Kiki Nandholo. /Facebook Dero Baro Rode/

 Baca Juga: Ini Rangkian Acara Pemakaman Jenasah Tokoh Pejuang Pepera 1969, Ramses Ohee, Kamis 2 Juni

Kendati berpenghasilan sebesar itu, Agustinus mengaku tak pernah punya tabungan. Semua ludes dipakai untuk kebutuhan keluarga, termasuk membiayai sekolah anaknya. Rumah Agustinus juga tak istimewa: sebuah gubuk tua berdinding papan bekas dan beratap seng karatan. “Ya, beginilah kehidupan saya,” katanya.

Berbeda dengan Agustinus, pelukis Nikolas Ohee, 50 tahun, bisa menyisihkan uang penjualan lukisannya untuk mendirikan kios. Sayang, kios itu cuma bertahan enam bulan, lalu gulung tikar. “Saudara-saudara banyak yang mengutang, sehingga saya tidak punya modal lagi untuk mengembangkan usaha ini,” katanya.

Kendati lukisan kayu gampang menjadi duit, tak semua warga hanya mengandalkan pada penjualan lukisan. Usaha lain, seperti menangkap ikan, tetap mereka lakukan. Uang hasil penjualan lukisan itu justru bisa dimanfaatkan untuk membeli jaring atau alat penangkap ikan lainnya. Selain itu, ada pula yang sembari berkebun.

Baca Juga: Sukses Mendarat dengan Terjun Payung, Wanita 103 Tahun Buat Catatan Rekor Dunia

Mengapa Asmat dikenal sebagai penghasil patung, dan Asei dengan seni lukisnya? Menurut Philipus Ramandey Thamo, ahli kebudayaan dan seni lulusan Universitas Leiden, Belanda, masyarakat Asmat hidup dalam lingkungan hutan bakau. Keakraban dengan lingkungan itu membuat warga Asmat mengekspresikan seninya lewat patung kayu. Sedangkan lingkungan Sentani banyak ditumbuhi pohon yang kulitnya bisa dimanfaatkan untuk media melukis.

Maka, “Seni budaya orang Sentani hanya bisa diwujudkan melalui tari dan lukisan yang dibuat di atas kulit kayu,” kata Philipus. Tapi belakangan, dengan adanya perubahan zaman, ada pula orang Sentani yang menjadi pematung.

Yang juga perlu dicatat, menurut Philipus, lukisan di atas kayu itu berkait dengan tradisi yang sakral. Ada lukisan binatang, alam sekitar, dan ke-ondoafe-an. Yang disebut terakhir ini misalnya Unike, yakni lukisan di atas baki. Lukisan jenis itu tak boleh diketahui orang lain, termasuk anak sendiri. Jika dilanggar, konsekuensinya, anak bakal tercemar dan si ayah tidak bisa menjadi ondoafe.

Begitu juga, misalnya, ada mantra-mantra yang tabu diketahui orang lain. Kalau mantra itu sampai bocor kepada orang lain, bisa pula mencemarkan sang ondoafe. “Mantra itu dirahasiakan. Kalau orang lain tahu, dia tidak dipercayai lagi,” kata Philipus.

Tulisan ini ditulis oleh Wartawan Senior, Almarhum Ruba’i Kadir di Jayapura, yang dimuat sebelumnya pada Majalah Gatra Edisi 13 April 1998, selanjutnya dikutip atau disadur ulang melalui https://etnografipapua.wordpress.com/2020/04/07/kekuatan-magis-dari-asei/

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x