Sadarilah Kelemahan Kita, Hati-hati dengan mulut Kita

- 14 Mei 2022, 14:00 WIB
Ayat Alkitab Dalam Kitab Mazmur.
Ayat Alkitab Dalam Kitab Mazmur. /Portal Papua/

PORTAL PAPUA -  “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya” (Kejadian 3:6).

Kejatuhan manusia dimulai dari Hawa yang memberi kesempatan pada ular untuk menggodanya.

Mulai dari mendengar perkataan ular, lalu melihat buah pohon kehidupan yang menarik hati, dan akhirnya terpikat olehnya, sehingga ia dan suaminya memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat, satu-satunya perintah yang dilarang oleh Allah untuk dilanggar.

Baca Juga: Ribuan Umat Katolik di Oksibil Sambut Meriah Kehadiran Pastor Oksianus Kotipki dan Pastor Fransiskus Asisi
Kita semua punya titik-titik kelemahan. Kita bukanlah manusia yang kebal terhadap dosa. Itulah sebabnya kita harus sadar akan kelemahan kita masing-masing dan waspadalah di area itu! Perhatikanlah juga pintu-pintu masuk dosa:
Pertama, mata. Hati-hati dengan mata, jangan sampai karena kompromi dengan hal-hal yang sepele, ujung-ujungnya membuat kita terpikat oleh dosa. Mata adalah jendela dunia begitu kata pepatah.

Namun, bila mata kita jahat, tidak kudus, maka mata kita akan membuat kita berdosa.  

Baca Juga: Kerajaan Allah Bukan Soal Makan Minum, Tetapi Soal Kebenaran, Damai Sejahtera dan Sukacita
Kedua, telinga. Hati-hati dengan pujian dan sanjungan, sebab akan menjerumuskan seseorang jatuh dalam dosa kesombongan. Telinga yang lemah mendengar rayuan, tidak sedikit membuat anak-anak Tuhan juga mengalami kejatuhan dalam dosa kenajisan.


Ketiga, mulut. Hati-hati dengan mulut kita. Pepatah mengatakan: “Mulutmu, harimaumu.” Banyak petengkaran terjadi karena tidak bisa menjaga mulut. Karena mulut yang tidak dijaga, orang mudah menebar fitnah dan berita yang tidak benar. Banyak orang mengalami kepahitan dengan sesamanya akibat mendengar perkataan-perkataan yang tidak membangun.


Keempat, pikiran. Hati-hati dengan pikiran, pikiran yang belum diperbaharui sanggup menjeremuskan seseorang kepada pikiran negatif, akhirnya berkata negatif, dan bertindak negatif.

 

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: King's Sword


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x