Identitas yang Tergambar pada Tubuh Orang Papua ( Obrolan Raport Peradaban), Oleh : Alfons Awoitauw.

- 17 Maret 2022, 16:00 WIB
Ku tatapi negeriku penuh dengan kedamaain jiwa Memanjakan bola mataku dalam negri ini Pesonaku hanya memamerkan senyum merekah Ini negeriku Papua.
Ku tatapi negeriku penuh dengan kedamaain jiwa Memanjakan bola mataku dalam negri ini Pesonaku hanya memamerkan senyum merekah Ini negeriku Papua. /Foto Facebook Jerry Rumanasen
PORTAL PAPUA - Identitas yang Tergambar pada Tubuh Orang Papua
( Obrolan Raport Peradaban), Oleh : Alfons Awoitauw.
 
Esensi sebuah budaya terdiri dari Tradisi, Tujuan dan Konsep yang melekat dengan nilai-nilai Peradaban. Identitas orang asli Papua yang hidup pada transisi antara Modern dan Tradisional mengambarkan sosok peradaban Menengah untuk mencapai kebahagian sejati pada era Modern.
 
 
Selama bergenerasi-generasi, orang Papua terus mempercayai kebebasan sebagai pusat keyakinan bahwa orang Papua adalah Suku Bangsa Terpilih, Dibimbing oleh Ilahi, Mercusuar Harapan dan kemungkinan Dunia. Walau visi besar itu mungkin mulai diragukan dan pudar oleh sebahagian orang, tetapi rasa percaya terhadap Ilahi tetap tinggi.
 
 
Sejarah dan identitas peradaban mulai tergambar dan terpatri pada tubuh orang Papua, ketika dimulai oleh Bapa Peradaban Pdt. I.S. Kijne, dengan meletahkan kalimat Hikmat " DI atas Batu ini, Saya Meletahkan Peradaban Orang Asli Papua. Sekalipun Orang Memiliki Kepandaian Tinggi, Akal Budi dan Marifat tetapi Tidak dapat Memimpin Bangsa ini, Bangsa ini akan Bangkit Memimpin Dirinya Sendiri"-Wasior, 25 Oktober 1925.
 
 
Aplikasi dari kalimat mistik ini memumculkan ekspresi pada Simbol-Simbol interaksi sosial, Syair-Syair dan Tulisan-Tulisan yang memaknai identitas Nasionalis ke-Papuan yang hakiki. Secara umum kita dapati pada semua ruang publik ,dimana peradaban itu bergulir serta ditegakkan.
Identitas Budaya Orang Papua, tampak pada sejumlah hiasan muka diwajah perempuan Papua.
Identitas Budaya Orang Papua, tampak pada sejumlah hiasan muka diwajah perempuan Papua. ISTIMEWA
 
Setelah reformasi dan memasuki abad moderen mendapati bahwa 98 persen orang Papua percaya bahwa pernyataan Rasul Papua adalah alasan utama "Papua" telah berhasil dan ada sebagai satu suku bangsa yang memiliki kebebasan untuk membagun dirinya sendiri selama abad ini ada dan berkarya.
 
 
Memang, ada problem yang di alami akhir-akhir ini dari suatu peradaban Kebenaran yang diletahkanya. Ada juga Erosi norma-norma dasar yang memperlebar kisaran tindakan politik. Kenyataan mengerikan hari ini, yaitu ada upaya terstruktur mengalihkan identitas diri ke tangan Musuh, adalah Pelecehan dan Penghinaan atas peradaban orang asli Papua.
 
 
Narasi " Papua Torang Bisa,Barang Apa Jadi"?, menegasihkan (kita) memutus segala solidaritas yang tidak menyemangati identitas dan peradaban orang Papua, serta beralih ke segala cara yang dibutuhkan membelah Harkat dan Martabat bangsa Papua yang tergambar pada tubuh serta jiwanya sebagai simbol gerakan perjuagan keadilan.
 
Identitas Papua yang tergambar pada batu peradaban, memiliki makna; Tuntunan, Spritulitas/Religiositas, Tatanan dan jati diri bangsa. Karakter batu peradaban dengan nilai-nilai tersebut tampak tertanam pada karakter orang asli Papua.
 
Nilai tersebut telah mengakar dan melayani serta menerima semua peradaban budaya lain sebagai sesama ciptaan Tuhan, sekalipun terkadang (kita) dikhianati secara sengaja.
 
Identitas Papua yang terpang-pang pada ruang publik dan sosial memiliki sifat khusus serta yang melekat pada orang asli Papua, hendak menunjukan keunikan Papua, dan membedahkanya dengan peradaban suku bangsa lain di muka bumi ini.
 
 
Ciri khusus identitas ini tidak dimaksudkan untuk menubuhkan sikap fanatisme dan intoleran buta serta memperlebar jarak antara peradaban Papua dengan peradaban suku bangsa lain, yang menjurus timbulnya perpecahan.
 
 
Akan tetapi identitas kepapuan dimaksdtkan untuk lebih mengenal nilai-nilai keadilan dan kemanusian yang saling melayani secara hakiki.
Penulis, Alfons Awoitauw.
Penulis, Alfons Awoitauw. Irfan - Portal Papua.
 
Sebagai manusia yang merdeka di atas peradabannya sendiri. Harapan kita terus melantungkan dan menemukan irama kita sebelum "Apa yang di Ucapakan Sejarah tentang Masa Depan Kita", tercabik-cabik dan rentang" Mengibarkan Baju Berdarah" yang bertahan bertahun-tahun atas nama "Ketamakan" . Hanya Sedikit Contoh Kebangkitan. (Penulis Adalah Pemerhati Masalah Sosial di Tanah Papua / Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura). ***

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x