Renungan Kristen : Petrus Yang Hebat Sekaligus Rapuh

- 13 Maret 2022, 09:00 WIB
Tuhan Yesus, Diyakini sebagai Juruselamat Umat Manusia.
Tuhan Yesus, Diyakini sebagai Juruselamat Umat Manusia. /

PORTAL PAPUA -   Lalu, Yesus berpaling dan memandang Petrus. Petrus pun teringat akan perkataan Yesus, bahwa Dia berkata kepadanya, “Sebelum ayam jantan berkokok hari ini, kamu sudah menyangkali Aku sebanyak tiga kali.” Kemudian, Petrus keluar dan menangis dengan amat sedih. (AYT - Lukas 22:61-62)

Pengalaman rohani yang hebat tidak menjamin seseorang untuk selalu kuat berdiri di atas. Ketika ujian yang hebat datang maka tampaklah ia dapat goyah dan bahkan menyangkali Tuhannya.

Itulah Petrus, murid Yesus yang kerapkali mendampingi Yesus dalam pengalaman-pengalaman rohani yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh murid-murid lainnya.

Namun toh imannya sempat guncang manakala gurunya ditangkap dan ia merasa sendirian dan tidak mampu berdiri dengan gagah perkasa menghadapi pertanyaan bahkan oleh seorang hamba perempuan. Ia menyangkali gurunya tiga kali sebelum ayam berkokok, tepat seperti perkataan Tuhan Yesus sebelumnya.

Namun setelah penyangkalan itu Yesus berpaling dan memandang kepadanya. Ini bukan pandangan biasa tapi pandangan yang mengingatkan bahwa Yesus telah memperingatkan sebelumnya namun sekaligus pandangan ini adalah pandangan penuh kasih dan menguatkan.


Respon Petrus adalah dia menangis dengan tersedu-sedu dan penuh penyesalan dan pertobatan.

Dalam sebuah kesempatan setelah kebangkitan Kristus, maka Yesus menanyakan pertanyaan sampai tiga kali: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku” (Yoh. 21)? Mengapa pertanyaan ini diulang sampai 3 kali? Kelihatannya ini ada hubungannya dengan penyangkalan Petrus sebanyak 3 kali.

Ini dibuktikan dengan ketika pertanyaan ke 3 disampaikan, Petrus lalu menjadi sedih. “Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" (Yohanes 21:17). Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" ...”

Mengapa Petrus tidak sedih pada pertanyaan pertama dan kedua dan baru ketiga baru ia sedih? Kelihatannya dia menjadi sadar bahwa pertanyaan yang diulangi Yesus hingga 3 kali ini memang disengaja dalam kaitan dengan penyangkalannya 3 kali.

Ketika kita terpuruk di dalam kesalahan dan dosa kiranya kisah Petrus ini menjadi inspirasi buat kita untuk kita menangis dalam pertobatan lalu bangkit dan melanjutkan perjalanan iman kita.(DH)

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x