Spiritual atau Agama ?, Jangan Hanya Melakukan Kewajiban Agama Supaya Dilihat Orang

- 11 Februari 2022, 11:29 WIB
Cek Fakta,  Kain Kafan Turin Diklaim Asli Sebagai Pemakaman Otentik Yesus Kristus
Cek Fakta, Kain Kafan Turin Diklaim Asli Sebagai Pemakaman Otentik Yesus Kristus /Ilustrasi Pixabay/

PORTAL PAPUA - "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya” (Matius 6:1-2).

Spiritualitas beda dengan agama. Spiritualitas artinya kerohanian, sedang agama adalah tatanan berupa hukum dan ritual tertentu yang  menandai sebuah agama tertentu. Spritualitas adalah melakukan kebaikan yang dilakukan oleh dorongan belas kasihan tanpa pamrih. Seorang yang beragama bisa saja bukan seorang yang rohani atau spiritual jika ia melakukan kebaikan karena takut akan hukuman, takut akan masuk neraka, serta berharap pahala Sorga.


Seorang rohani melakukan kebaikan karena kasih sehingga tidak membedakan golongan tertentu, seorang beragama melakukan kebaikan terutama kepada kelompoknya sendiri.
Yesus adalah guru spritual, guru rohani, dan bukan guru agama atau ahli kitab. Pengajaran Yesus berbeda dengan dengan orang Farisi dan para imam Yahudi. Yesus mengajarkan: kasihilah musuhmu. Ia bahkan menganjurkan membayar pajak kepada Kaisar. Ahli kitab Taurat mengajarkan permusuhan kepada Kaisar. Yesus mengajarkan Kerajaan Surga di tengah kamu. Ahli Taurat mengajarkan hukum - hukum yang ketat untuk masuk Kerajaan Surga.


Ahli Taurat dan orang Farisi, mengutamakan  ritual dan tempat ibadah; Yesus mengutamakan berbuat baik dan menolong orang lain walau hari Sabat. Yesus mencela para Imam yang berdoa keras- keras supaya diketahui orang banyak dan menganjurkan berdoa secara tersembunyi. Seperti pada ayat bacaan di atas Yesus mencela orang yang berpuasa untuk dilihat orang.     

 


Ahli Taurat mengajarkan sepuluh perintah Allah dan ratusan perintah yang lain, Yesus mengajarkan, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat. 7:12).  


Ahli Taurat mengajarkan jangan membunuh. Yesus mengajarkan membenci itu sudah berarti  membunuh. Ahli Taurat mengajarkan, jangan  berzinah, namun Yesus mengajarkan   memandang perempuan dan menginginkan sudah berzinah. Standar agama adalah aturan, hukum dan ritual. Standar spiritualitas adalah sikap hati. Itu sebabnya spritualitas mengutamakan perubahan sikap hati, bukan hanya perbuatan. Agama adalah perubahan di luar. Spiritualitas adalah perubahan di dalam. Agama adalah kulit, spiritualitas adalah isi, agama adalah aksesoris, dan spiritualitas adalah esensi. Agama mempelajari hukum Allah; spiritualitas mengerti hati Allah. Jadilah seperti Yesus, manusia yang berspiritualitas / manusia rohani. Ia bukan manusia agamawi atau manusia jasmani.(DD)

Questions:
1. Apakah perbedaan mendasar seorang beragama dan seorang yang rohani / spiritual?
2. Menurut Anda, Anda cenderung seorang yang beragama atau seorang rohani?

Values:
Warga kerajaan sejati tidak mencari pujian manusia, sehingga ia tak pernah menunjukkan ‘jasa baiknya ‘ di depan banyak orang.

Seorang beragama mengejar pujian manusia, seorang rohani tak perduli apakah perbuatan baiknya dipuji atau dicaci.


“Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.”
__ 1 Korintus 13.1-3

Kasih!  Di minggu Hari Valentine, kita perlu mengingat arti kasih yang sebenarnya.  Tanpa kasih, semua pelayanan yang kita lakukan hanya sekedar aktivitas agama. Kasih adalah ekspresi karakter dan kehadiran Kristus dalam hidup kita melalui perbuatan yang dilakukan untuk orang lain.  Oleh sebab itu janganlah tersesat dalam perayaan tahunan menyusuri jalur sentimental.  Terlalu banyak dari kita yang melupakan dosis kasih harian yang dibutuhkan yang sering kali hilang dalam hubungan sehari-hari.  Mari kita mengasihi sepanjang tahun dan dengan demikian menunjukkan diri kita sebagai murid Yesus. ***

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x