Network
PORTAL PAPUA-Episode kali ini diawali dengan permintaan Kulfi dan Amyra kepada Sikander untuk mengikuti pemeriksaan MRI. Sikander di satu sisi tidak menginginkan hal ini. Ia tidak ingin penyakit yang selama ini dideritanya diketahui oleh Kulfi dan Amyra. Ia ingin mereka tidak perlu mencemaskan dirinya. Untuk itu, Sikander memiliki rencana untuk memalsukan hasil pemeriksaan.
Sementara itu, terjadi perdebatan kecil antara Amyra dan Kuli. Amyra heran kepada Kulfi bahwa mengapa dirinya tidak mempercayai bahwa Sikander, ayah mereka baik-baik saja. Mengapa, harus repot-repot melakukan pemeriksaan MRI. Kulfi menanggapinya bahwa ia hanya akan percaya setelah ada laporan tertulis dari hasil MRI.
Baca Juga: Soal Ancam Tembak Mahasiswa Papua, Kapolres Malang Dinyatakan Melanggar Disiplin
Sementara sedang bercakap-cakap, tiba-tiba Amyra berteriak karena ia melihat darah keluar dari telinga dan hidung Kulfi. Kulfi terjatuh dan pingsan lalu ia segera dimasukan ke dalam ruangan untuk diperiksa oleh dokter.
Sikander melihat di tangannya terdapat botol obat milik Sikander yang diambil oleh Kulfi. Sikander tidak percaya Kulfi nekat mengambil obatnya dan melukai dirinya sendiri. Baik Sikander maupun Amyra, merasa sangat sedih sambil menangisi Kuli. Mereka berharap Kulfi baik-baik saja.
Setelah melalui pemeriksaan dan dinyatakan oleh dokter bahwa Kulfi baik-baik saja, Sikander bergegas menemui Kulfi dan ingin bertanya maksud dari semua ini. Kulfi memberikan komentar bahwa ia melakukan ini agar Sikander segera melepaskan Fateh. Ia tidak ingin Sikander menyiksa, memukul dan membekap Fateh. Sikander berjanji kepada Kulfi bahwa ia akan melepaskan Fateh.
Saat Sikander, Amyra dan Himmat mendatangi Kulfi di ruangan, dokter yang memeriksa MRI Sikander masuk dan mengatakan bahwa ini laporan Sikander hasil MRI. Hasil dari laporan ini menyatakan bahwa Sikander baik-baik saja; tidak ada penyakit yang menyerangnya. Mendengar itu, mereka semua senang.
Baca Juga: Jelang Idul Fitri Pemprov Papua Barat Siap Lockdown
